Jumat, 28 Februari 2014

Makalah Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

UPAYA MENGATASI KESEJAHTERAAN HIDUP REMAJA PENJUAL KANTUNG PLASTIK JUGA KULI PANGGUL DI PASAR INDUK CIANJUR


MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan
Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Kelas 1/B









Oleh :
DIMAS KUSNADIAJI
8820313055




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SURYAKANCA CIANJUR
2013




KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh dosen saya, yaitu Bapak Drs. Djunaedi Sajidiman, MM, M.Pd dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (Psikologi Perkembangan), yang saya sajikan berdasarkan analisis dari sumber yang saya dapatkan. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya sendiri yang terbilang malas, maupun yang datang dari luar hal tersebut. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini memuat tentang “Upaya Mengatasi Kesejahteraan Hidup Remaja Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur”. Makalah ini sangatlah berguna bagi pembaca khususnya bagi saya sebagai penulis. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Saya sangat mengharapkan masukan dari pembaca, baik itu berupa saran maupun kritikannya, mengingat kepada kekurangan yang masih banyak dari makalah yang saya susun ini. Terima kasih.



Cianjur, Desember 2013
Dimas Kusnadiaji      


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………........ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.    Latar Belakang.............................................................................................1
B.     Tujuan Penelitian.........................................................................................1
C.     Rumusan Masalah........................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORITIS...........................................................................3
A.    Ketenagakerjaan...........................................................................................3
1.      Tenaga Kerja....................................................................................3
2.      Angkatan Kerja................................................................................4
3.      Usia Kerja.........................................................................................4
4.      Kesempatan Kerja............................................................................4
5.      Pengangguran..................................................................................5
B.     Remaja.........................................................................................................9
1.      Pengertian Remaja...........................................................................9
2.      Ciri-ciri Remaja.............................................................................10
3.      Psikologi Remaja...........................................................................12
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN......................................15
A.    Objek Penelitian.........................................................................................15
1.      Letak Geografis.............................................................................15
2.      Sarana & Prasarana........................................................................15
3.      Perputaran Uang............................................................................15
4.      Orang Yang Diteliti.......................................................................16
B.     Metodologi Penelitian................................................................................16
C.     Teknik Pengumplan Data...........................................................................17
1.      Survei.............................................................................................17
2.      Wawancara.....................................................................................17
BAB IV HASIL PEMBAHASAN........................................................................18
A.    Data Remaja Yang Bekerja Di Pasar Induk Cianjur..................................18
B.     Faktor-Faktor Pendorong Remaja Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur....................................18
C.     Dampak dari Remaja Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur................................................................19
D.    Upaya Mengatasi Kesejahteraan Remaja Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur....................................20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................21
A.    Kesimpulan................................................................................................21
B.     Saran-saran.................................................................................................21
LAMPIRAN.........................................................................................................22
A.    Proses Wawancara.....................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27




 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Usia yang masih muda (remaja) seharusnya dihabiskan untuk belajar segala hal yang ada, berkarya juga meraih prestasi dalam segala bidang sesuai dengan potensi, bakat dan minat dari setiap orang yang merupakan anugerah dari Allah SWT, di usia remaja inilah kemampuan kerja otak dan otot berfungsi secara sangat baik dan efektif, sehingga segala sesuatu yang dikerjakan pun akan mengahasilkan hal yang baik pula. Namun, hal ini tidak akan terwujud bila tidak diarahkan secara tepat, juga tanpa adanya dukungan dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, keadaan ekonomi, juga lembaga tempat menuntut ilmu.
Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang masih berusia muda (remaja) sungguh berbeda dengan kemampuan yang ada pada orang yang sudah berusia dewasa atau bahkan usia lanjut. Maka dari itu, di usia mudalah (remaja) kita harus banyak melakukan hal-hal yang berguna, positif dan dapat dijadikan sebagai suatu kebanggaan dalam hidup.

B.     Tujuan Penelitian
1.      Agar dapat mengetahui lebih jauh mengenai kesejahteraan remaja penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur.
2.      Agar dapat mengetahui apa faktor pendorong remaja bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur.
3.      Agar dapat mengetahui dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari hadirnya remaja penjual kantung plastik juga kuli panggul serta mencari upaya untuk mengatasi kesejahteraanya.

C.    Rumusan Masalah
1.      Apa faktor pendorong remaja bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur ?
2.      Dampak positif apa yang ditimbulkan dari remaja bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur ?
3.      Apa dampak negatif dari remaja yang bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul bekerja di Pasar Induk Cianjur ?
4.      Bagaimanakah upaya untuk mengatasi kesejahteraan remaja yang bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur ?




BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.    Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan dapat di bagi kedalam beberapa bagian yaitu :
1.       Tenaga Kerja
a.       Tenaga kerja berdasarkan penduduknya
1)      Tenaga kerja merupakan penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.

2)      Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

b.      Tenaga Kerja Berdasarkan Kualitasnya
1)      Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

2)      Tenaga Kerja Terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

3)      Tenaga Kerja Tidak Terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

2.       Angkatan Kerja
Angkatan kerja dibagi menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
a.       Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu panen/ hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.
b.      Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.

3.       Usia Kerja
Usia kerja merupakan tingkat umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. usia kerja di Indonesia berkisar antara berumur 10-55 tahun sedangkan batas usia kerja menurut bank dunia adalah 15-64 tahun.

4.       Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. Kesempatan kerja dapat diartikan kembali sebagai permintaan akan tenaga kerja atau seberapa banyak tenaga kerja yang terserap kedalam dunia kerja.

5.       Pengangguran
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja, atau sedang mencari pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal.
a.       Klasifikasi Pengangguran
1)      Pengangguran Menurut Lamanya Waktu Bekerja
a)      Pengangguran terbuka, merupakan tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan, meskipun mereka sedang mencari pekerjaan. Pengangguran ini terjadi apabila seseorang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal, sementara lapangan kerja yang tersedia tidak cocok dengan latar belakang pendidikannya, atau karena malas mencari pekerjaan.
b)      Setengah menganggur merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaannya. Pengangguran ini jam kerjanya kurang dari tiga puluh lima jam selama seminggu. Sebagai contoh, seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.
c)      Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sebagai contoh, suatu kantor mempekerjakan sepuluh orang karyawan padahal pekerjaan dalam kantor itu dapat di kerjakan dengan baik dengan delapan karyawan saja, sehingga terdapat kelebihan dua orang tenaga kerja dan orang-orang tersebut dinamakan pengangguran terselubung.
2)      Pengangguran Menurut Penyebabnya
a)      Pengangguran struktural, disebabkan oleh ketidak cocokan antara keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang tersedia. Latarbelakang ketidakcocokan ini berupa perubahan struktur permintaan penawaran dalam jangka panjang sebagai dampak kemajuan teknologi, perubahan selera, dan persaingan antar perusahaan.
b)      Pengangguran siklikal, berkaitan dengan naik turunya aktifitas atau keadaan perekonomian suatu Negara.
c)      Pengangguran musiman, disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala. Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada tenaga kerja paruh waktu (part time).
d)     Pengangguran friksional, disebabkan oleh pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja. Sering kita jumpai tenaga kerja yang berpindah dari satu perusahaan keperusahaan lain, atau berpindah dari jenis pekerjaan tertentu ke jenis pekerjaan lainnya.
e)      Pengangguran teknologi adalah Pengangguran yang terjadi karena adanya penggunaan alat-alat teknologi yang semakin modern yang menggantikan tenaga krja manusia.

b.      Dampak Negatif Pengangguran Terhadap Lingkungan Sosial
1)      Penurunan Produktifitas
Tenaga kerja akan menurun produktifitasnya jika tidak dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi, patah semangat, dan perasaan tidak berdaya, yang terjadi pada pengangguran, dalam jangka panjang akan menumbuhkan sikap masa bodoh. Para penganggur tidak mampu lagi mengelola dirinya sendiri dan tidak mampu menangkap peluang yang ada secepatnya.

2)      Penurunan Standar Hidup
Jika pekerja menganggur, maka pendapatannya anjlok dan standar kehidupan menurun. Sebagian pekerja mungkin dapat meminta bantuan kepada pihak lain untuk membuka usaha tapi kebanyakan dari mereka terpaksa harus melakukan penghematan besar-besaran.

3)      Penurunan Pendapatan Negara
Semakin besar jumlah pengangguran semakin menurun pendapatan Negara dari pajak penghasilan. Begitu pendapatan menurun semakin menurun juga kemampuan pemerintah melayani kebutuhan warganya.

4)      Pertumbuhan Ekonomi Terhambat
Pengangguran akan menurunkan daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi berkurang. Hal ini akan menyebabkan turunnya penanaman modal. Sebagai akibatnya aktifitas perekonomian dan pertumbuhan ekonomi akan terhambat.

5)      Biaya Sosial Meningkat
Pengangguran mengakibatkan masyarakat harus menanggung jumlah biaya sosial antara lain ada kaitan erat antara peningkatan pengangguran dan kejahatan.

c.       Upaya Mengatasi Pengangguran
1)      Peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi ditempat baru. Peningkatan modal dapat dilakukan dengan memindahkan industri padat karya kewilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran struktural.

2)      Pengelolaan permintaan masyarakat. Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat kebarang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

3)      Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja. Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu ada pemberiaan informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan yang seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki.

4)      Pertumbuhan ekonomi. Kesempatan kerja berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional. Semakin banyak barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara, semakin tinggi pendapatan nasional. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memungkinkan pembentukan modal menjadi lebih besar melalui tabungan perorangan, tabungan perusahaan maupun tabungan pemerintah. Tabungan-tabungan tersebut memberikan kesempatan membentuk investasi yang menyebabkan perluasan usaha yang berarti menciptakan kesempatan kerja.

5)      Program pendidikan dan latihan kerja. Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digalakkan lembaga yang mendidik tenaga kerja menjadi siap pakai. Yang paling penting dalam pendidikan dan latihan kerja adalah kesesuaian program dengan kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.

6)      Pengiriman tenaga kerja keluar negeri. Pengiriman tenaga kerja keluar negeri merupakan salah satu pilihan dalam usaha memperluas kesempatan kerja sekaligus dapat menghasilkan devisa negara.

7)      Wiraswasta. Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja diperusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta. Kendala utama wiraswasta adalah modal dan peluang. Seseorang dengan keteramoilan dan keahlian tertentu tidak sanggup berbuat apapun apabila seseorang tersebut tidak memiliki modal dan peluang usaha karena bidang usaha yang menguntungkan hampir pasti sudah dikuasai oleh perusahaan raksasa. Itulah mengapa upaya menggerakkan wiraswasta perlu disertai keleluasaan memperoleh modal dan peluang bisnis.

B.     Remaja
1.      Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
a.       Masa remaja awal yaitu usia 12-15 tahun.
b.      Masa remaja pertengahan yaitu usia 15-18 tahun.
c.       Masa remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun.

2.      Ciri- Ciri Remaja
Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, psikis, dan perilaku. Menurut Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut :


a.       Adolensi Dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, anarkis, dan maniakal.

b.      Adolensi Menengah
Fase ini memiliki ciri umum yaitu hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya, mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam prioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik tidak jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan lebih terarah untuk meminta bantuan.

c.       Adolesensi Akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup penghayatannya. Ia lebih bersifat ‘menerima’ dan ‘mengerti’ malah sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di sekitarnya.

Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (1991:49-50). Menurutnya pada masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan gangguan psikis anak.
Perubahan rohani juga timbul, remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang, akibatnya anak sering mengalami pertentangan batin dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas. Akibatnya anak berusaha melepaskan diri dari kekangan orang tua untuk mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan tergantung. (Mustaqim dan Abdul Wahid, 1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa remaja akhir umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita. Lain dari pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian pada teman hidupnya kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakat juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk dewasa.
Sedangkan menurut Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut :
a.       Masa remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental yang cepat dan penting dan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
b.      Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku dari anak-anak menuju dewasa.
c.       Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat universal yaitu perubahan emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan perubahan nilai.
d.      Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah.
e.       Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya.
f.       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi.
g.      Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Karena remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
h.      Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan orang dewasa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa ciri ciri masa remaja adalah merupakan periode yang penting, periode perubahan, peralihan, usia yang bermasalah, pencarian identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realistik dan ambang masa kedewasaan.

3.      Psikologi Remaja
            Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang sedang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya.
Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarang, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian dalam mengemukakan pendapat.




BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

A.    Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di Pasar Induk Cianjur yang terletak di Jalan Suroso, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.
1.      Letak Geografis
Pasar Induk Cianjur terletak di Jalan Suroso, yang merupakan salah satu daerah dari jantung Kota Cianjur, disebelah Selatan pasar terdapat bangunan PEMDA Cianjur, Alun-Alun Kota Cianjur, dan juga Mesjid Agung Cianjur, disebelah Utara pasar terdapat gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC), disebelah Barat pasar terdapat Bank Mandiri dan sebuah bangunan yang dahulunya adalah Polres Cianjur, disebelah Timur pasar adalah Jalan Mangun Sarkoro, disepanjang jalan ini terdapat segala macam tempat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Cianjur, dimulai dari pakaian, makanan,  dan yang lain-lain.

2.      Sarana dan Prasarana
Pasar induk Cianjur berdiri di atas tanah seluas 1,8 hektar, memiliki 2645 kios pedagang yang tergabung mulai dari kios yang berada didalam bangunan Pasar Induk Cianjur sendiri, termasuk kios-kios yang berada di pelataran pasar, namun jumlah tersebut belum ditambah dengan lapak-lapak pedagang yang terhampar disekeliling bangunan Pasar Induk Cianjur yang terbentang mulai dari arah Utara hingga Selatan, dan sebagian lagi berada dibagian Timur Pasar Induk Cianjur.

3.      Perputaran Uang
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari media elektronik, perputaran uang di Pasar Induk Cianjur ini disinyalir mencapai 2 Milyar Rupiah dalam 1 harinya, hal ini ditinjau dari jumlah kios dan lapak-lapak pedagang yang ada di Pasar Induk Cianjur yang mencapai angka ribuan.
4.      Orang Yang Diteliti
Dalam penelitian ini saya mengambil fokus penelitian terhadap seorang remaja yang bekerja sebagai kuli panggul juga merangkap sebagai penjual kantung plastik di Pasar Induk Cianjur bernama Haris (19). Haris putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD), menurut penuturan remaja yang berdomisili di Kampung Grogol, Desa Cibulakan, Cianjur ini ia sudah bekerja di Pasar Induk Cianjur sejak 1 tahun yang lalu, ia bekerja di Pasar Induk Cianjur mulai dari pukul 6 pagi hingga pukul 12 siang, dan setelah pulang dari pasar ia membantu orang tuanya menjaga warung, dalam sehari bekerja sebagai kuli panggul dan penjual kantung plastik di Pasar Induk Cianjur, ia bisa mendapatkan uang 40 ribu rupiah jika sedang ramai pembeli, namun bila sedang sepi ia hanya mendapatkan uang 15 ribu rupiah dalam sehari.

B.     Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, saya mengambil metode penelitian deskriptif analitis yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sesuai dengan apa yang dilakukan.
Hal yang pertama saya lakukan sebelum melakukan penelitian adalah menentukan apa yang akan saya teliti, juga narasumber yang merupakan hal terpenting untuk mendapatkan data atau informasi, selanjutnya setelah mendapatkan hal apa yang akan diteliti juga narasumbernya, saya melakukan survei langsung ke tempat yang telah saya tentukan sebelumnya, untuk mencari data-data yang saya perlukan demi kelengkapan penelitian, setelah mendapatkan data-data tersebut, saya mulai mengolahnya dan setelah selesai maka sayapun menyusun makalah sebagai laporan dari apa yang telah saya teliti.



C.    Teknik Pengumpulan Data
1.      Survei
Survei adalah suatu metode penelitian deskriptif yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta juga mencari keterangan-keterangan secara nyata dengan melihat langsung apa yang akan diteliti.
Saya melakukan pengamatan secara langsung terhadap Pasar Induk Cianjur, juga wilayah disekeliling Pasar Induk Cianjur, dan mengamati aktivitas para remaja yang bekerja di Pasar Induk Cianjur, saya mencoba mengamati bagaimana kegiatan mereka dalam melakukan pekerjaannya.

2.      Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan yang diwawancarai.
Saya melakukan wawancara dengan seorang remaja yang bekerja sebagai kuli panggul juga sebagai penjual kantung plastik (Haris), seorang pedagang (Bpk. Ahmad Gozali), juga mewawancarai seorang konsumen  Pasar Induk Cianjur (Ibu Euis).
Alat bantu yang digunakan dalam proses wawancara :
a.       Daftar Pertanyaan
b.      Kamera



BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

Setelah melakukan serangkaian kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data yang telah saya dapatkan, saya akan membahasnya dalam Bab Pembahasan berikut ini.
A.    Data Remaja Yang Bekerja Di Pasar Induk Cianjur
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, saya menggali informasi dari seorang remaja yang bekerja sebagai kuli panggul dan penjual kantung plastik di Pasar Induk Cianjur, remaja ini bernama Haris yang berumur 19 tahun. Haris putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD), menurut penuturan remaja yang berdomisili di Kampung Grogol, Desa Cibulakan, Cianjur ini ia sudah bekerja di Pasar Induk Cianjur sejak 1 tahun yang lalu, ia bekerja di Pasar Induk Cianjur mulai dari pukul 6 pagi hingga pukul 12 siang, dan setelah pulang dari pasar ia membantu orang tuanya menjaga warung, dalam sehari bekerja sebagai kuli panggul dan penjual kantung plastik di Pasar Induk Cianjur, ia bisa mendapatkan uang 40 ribu rupiah jika sedang ramai pembeli, namun bila sedang sepi ia hanya mendapatkan uang 15 ribu rupiah dalam sehari.

B.     Faktor-Faktor Pendorong Remaja Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur
Berdasarkan kepada data-data yang telah saya peroleh, ada beberapa faktor pendorong yang membuat remaja bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur, diantaranya :
1.      Ingin membantu orang tua.
2.      Biaya hidup yang semakin lama semakin mahal.
3.      Keadaan ekonomi keluarga yang kurang.
4.      Jenjang pendidikan yang rendah sehingga tak bisa melamar kerja ditempat yang lebih baik.
5.      Memanfaatkan waktu dan kemampuan yang ada untuk melakukan hal yang lebih berguna daripada menjadi pengangguran.

C.    Dampak Dari Remaja Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur
1.      Dampak Positif
Dibawah ini adalah beberapa dampak positif dari remaja yang bekerja sebagai sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur :
a.       Mengurangi angka pengangguran.
b.      Membantu banyak orang di Pasar Induk Cianjur, baik pembeli maupun pedagang.
c.       Membantu ekonomi keluarga.
d.      Melatih agar tidak terus bergantung pada orang tua.
e.       Menjadi terbiasa untuk melakukan hal baik sesuai dengan kemampuan.

2.      Dampak Negatif
Dibawah ini adalah beberapa dampak negatif remaja yang bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur :
a.       Masa remaja yang seharusnya dijalani oleh mereka dengan berkarya dan mengukir prestasi terabaikan karena harus bekerja.
b.      Pergaulannya menjadi bebas.
c.       Masa pertumbuhan terganggu, karena terlalu sering mengangkat barang-barang yang berat.
d.      Tubuh menjadi rentan terserang penyakit, karena terlalu lelah bekerja dan waktu makan tak terjaga.




D.    Upaya Mengatasi Kesejahteraan Hidup Remaja Yang Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur
Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan Pemerintah untuk mengatasi kesejahteraan remaja yang bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur. Antara lain :
1.      Membantu keadaan perekonomian mereka, dengan memberi tunjangan-tunjangan atau bantuan materil bagi keluarganya.
2.      Turun langsung kelapangan untuk memberikan santunan kepada mereka berupa modal tambahan.
3.      Mengadakan pembinaan atau pelatihan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, bukan hanya menjadi penjual kantung plastik / kuli panggul saja, contohnya memberikan pelatihan mengenai keterampilan membuat kerajinan tangan yang nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi daripada menjadi kuli panggul atau penjual kantung plastik di Pasar Induk Cianjur.
4.      Memperhatikan  pendidikan mereka.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Remaja yang bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur berdampak positif terhadap perekonomian keluarganya, juga dapat mengurangi angka pengangguran, namun dampak negatifnya pun ada, yaitu waktu atau masa-masa remaja mereka yang seharusnya dihabiskan untuk berkarya dan mengukir prestasi menjadi terabaikan karena harus bekerja, pertumbuhan merekapun menjadi terganggu karena pekerjaan yang terlalu berat dan melelahkan untuk mereka lakukan.
2.      Remaja yang bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur sungguh prihatin keadaannya, karena tidak adanya bantuan atau tunjangan untuk membantu keadaan ekonomi mereka, pemerintah seakan-akan tinggal diam tak melakukan apa-apa untuk mereka.
3.      Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesejahteraan mereka adalah memberi bantuan ekonomi juga tambahan modal terhadap mereka juga keluarga mereka, dan memberi pengajaran atau pelatihan keterampilan yang dapat digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik bila dibandingkan dengan menjadi kuli panggul atau pedagang kantung plastik di Pasar Induk Cianjur.

B.     Saran-saran
1.      Seharusnya pemerintah tak hanya tinggal diam dengan keadaan para remaja yang terpaksa bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur, berikanlah mereka bantuan, baik bantuan materil juga non-materil.
2.      Jangan pernah abaikan kesejahteraan mereka yang “kecil”.



LAMPIRAN

A.    Proses Wawancara
1.      Wawancara dengan remaja yang bekerja sebagai seorang kuli panggul di Pasar Induk Cianjur
Dimas             : “Nama anda siapa ?”
Haris               : “Haris”
Dimas             : “Haris tinggal dimana ?”
Haris               : “Dikampung Grogol, Desa Cibulakan”
Dimas             : “Haris masih sekolah ?”
Haris               : “Enggak, udah keluar, udah dari SD”
Dimas             : “Pekerjaan apa yang biasanya Haris lakukan disini ?”
Haris               : “Jadi kuli panggul kalo disini, seudah dari pasar mah saya dirumah jaga warung, bantu-bantu ibu disana”
Dimas             : “Sudah lama bekerja disini ?”
Haris               : “Baru 1 tahun”
Dimas             : “Kalo bekerja, Haris mulai dari jam berapa hingga jam berapa ?”
Haris               : “Dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang”
Dimas             : “Kenapa memilih untuk kerja disini ?”
Haris               : “Ya memang kerjaan banyak, cuman saya itu punya penyakit, gak tau kenapa setiap malam penyakit saya suka kambuh, jadi disini saja yang kerjanya siang, tiap malam suka kambuh penyakit asmanya kalo kedinginan”
Dimas             : “Kalo saya boleh tau, penghasilan setiap harinya berapa ?”
Haris               : “Kadang kalo bagus 40 ribu, kalo sedang jelek 15 ribu, itupun tidak menetap, kadang turun, kadang naik” 
Dimas             : “Dampak positif yang Haris rasakan bekerja disini itu apa ?”
Haris               : “Ya seneng, bisa bantu orang banyak, ada hiburan juga, soalnya kalo dirumah jenuh, mendingan kerja walaupun sedikit dapat uangnya”
Dimas             : “Dampak negatifnya yang Haris rasakan bekerja disini itu apa ?”
Haris               : “Saya suka sakit badan, makan juga kurang, cape, tapi kalo cape mah sih udah terbiasa”

2.      Wawancara dengan seorang pedagang di Pasar Induk Cianjur
Dimas             : “Dengan bapa siapa saya bicara ?”
Pa Ahmad      : “Pa Ahmad”
Dimas             : “Sudah berapa lama bapa berjualan dipasar ini ?”
Pa Ahmad      : “Kurang lebih 24 tahun”
Dimas             : “Menurut bapa dampak positif apa yang bapa rasakan dengan adanya remaja yang bekerja sebagai kuli panggul dan penjual kantung plastik disini ?”
Pa Ahmad      : “Membantu, membantu saya berdagang, melancarkan ekonomi mereka, menunjang uang jajan mereka juga, karena mereka itu bisa dikatakan masih anak-anak sekolah, kalo lagi libur sekarang kan pada kepasar, kadang sekolahnya pagi lalu siangnya ke pasar jadi membantu orang tua mereka juga”
Dimas             : “Lalu dampak negatif mereka bekerja di pasar ini menurut bapa apa ?”
Pa Ahmad      : “Kalo dampak negatif sih gak ada menurut kita mah, cuma kita merasa kasian, dengan tidak adanya toleransi dari pihak berwenang, tidak ada penunjangan untuk mereka itu, tidak ada pemikiran yang lebih jauh untuk kemajuan mereka, sebenernya kita juga sebagai pedagang ingin untuk membantu mereka, tapi kita juga kan punya anak yang mesti di tanggung segala kebutuhannya”
Dimas             : “Menurut bapa, upaya apa yang bisa kita dan juga pemerintah lakukan untuk mengatasi kesejahteraan mereka yang bekerja disini ?”
Pa Ahmad      : “Menurut saya mah upayanya pemerintah langsung turun kelapangan memberikan uluran tangan secara moril utamanya, kalo untuk materil dia udah fokus karena sudah ada dananya khusus begitu, intinya konsen langsung kelapangan jadi tau bagaimana keadaan dilapangan yang sebenarnya. Ya lebih baiknya pemerintah langsung turun tangan kesini, kelapangan, jangan hanya tinggal diam duduk dikursi jabatan saja dan hanya memberikan slogan dan simbol-simbol saja akan menjamin kesejahteraan, tapi kenyataannya non send, tidak ada.”

3.      Wawancara dengan seorang konsumen Pasar Induk Cianjur.
Dimas             : “Dengan ibu siapa ?”
Bu Euis           : “Ibu Euis”
Dimas             : “Ibu sering belanja di Pasar Induk ?”
Bu Euis           : “Sering sambil nagih kan saya punya usaha juga disini”
Dimas             : “Di Pasar Induk ini banyak sekali remaja yang berjualan kantung plastik dan menjadi kuli panggul, menurut ibu, apa faktor pendorong mereka bekerja di Pasar Induk Cianjur ?”
Bu Euis           : “Faktornya mungkin ingin membantu orang tua kali ya, atau mungkin karena putus sekolah”
Dimas             : “Menurut ibu, dampak positif dari adanya remaja yang berjualan kantung plastik dan menjadi kuli panggul itu apa ?”
Bu Euis           : “Membantu, kadang dibawain belanjaannya, terus kalo ada belanjaan gampang gitu, gak usah repot-repot bawa belanjaan, meringankan kegiatan belanja pokonya.
Dimas             : “Lalu bagaimana dengan dampak negatif dari adanya mereka menurut ibu ?”
Bu Euis           : “Ya gak setiap orang yang sifatnya baik kan yah, banyak yang maksudnya lain, pergaulannya juga jadi agak bebas”
Dimas             : “Menurut ibu upaya apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi kesejahteraan mereka ?”
Bu Euis           : “Itukan kebanyakan anak SD dan SMP, ya seharusnya pemerintah lebih memperhatikan pendidikannya, dan juga paling bantuannya memberikan modal tambahan untuk mereka”

 

DAFTAR PUSTAKA

http://itsmeanastasia.blogspot.com/2013/03/ketenagakerjaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar